Rabu, 30 Mei 2012
UN dan Isu Kunci Jawaban
UJIAN
NASIONAL DAN ISU BEREDARNYA KUNCI JAWABAN
Pelaksanaan ujian nasional yang
mekanisme, prosedur, dan instrumennya diatur dalam Lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 dan langkah-langkahnya diatur dalam
Prosedur Operasi Standar (POS) UN menyisakan beberapa permasalahan. Satu di
antaranya berkaitan dengan isu beredarnya kunci jawaban. Isu yang mulai
terdengar nyaring sejak lima tahun terakhir terus saja bergulir.
Selasa, 29 Mei 2012
Paragraf Induktif Generalisasi
CONTOH-CONTOH
PARAGRAF INDUKTIF GENERALISASI
1. Kepala
SMA Negeri 3 Purwokerto mengimbau siswa-siswa kelas XII yang baru lulus untuk
memberikan baju seragam putih abu-abu dan seragam pramuka. Baju-baju tersebut
dikumpulkan ke Tata Usaha sebelum didistribusikan kepada yang membutuhkan.
Setelah dihitung, diperoleh data jumlah siswa yang melaksanakan imbauan tersebut. Kelas XII IPA 1 dan IPA 3
90%, lebih baik daripada IPA 4 dan IPA 5
yang hanya 70% dan 75%. Kelas XII IPA 2 sama dengan IPS 1 yaitu sebesar 80%.
Kelas XII IPS 2 dan 3 mencapai 100%. Jadi, dapat dikatakan bahwa kesadaran
siswa kelas XII untuk berbagi cukup tinggi.
Senin, 28 Mei 2012
Paragraf Induktif Analogi
CONTOH-CONTOH PARAGRAF INDUKTIF ANALOGI
1. Sebuah tiang yang terbuat dari bahan yang bermutu dan
berkualitas baik tidak mudah digoyahkan apalagi untuk dirobohkan. Siapa pun
yang ingin merusak dan menghancurkan tiang tersebut akan sia-sia saja karena kekuatan
yang dimilikinya berbeda dengan tiang yang dibuat dari bahan bermutu dan
berkualitas rendah.
Minggu, 27 Mei 2012
Paragraf Deduktif
CONTOH-CONTOH
PARAGRAF DEDUKTIF
1. Kemajuan IPTEK menyebabkan hidup manusia berpola konsumtif. Pola hidup yang demikian menghasilkan
sampah yang sangat banyak. Sampah
dari mana-mana terus bertambah.
Tempat pembuangan akhir tidak mampu menampung sampah yang sangat
banyak dan menggunung. Selain itu, sampah yang menggunung akan mengganggu
pemandangan, menimbulkan bau yang tidak sedap, dan menjadi sumber penyakit.
Beberapa penyakit menular seperti diare, demam berdarah,dan ISPA mudah
muncul.
|
Rabu, 23 Mei 2012
Tugas Tutorial Semester 6
TUGAS
TUTORIAL I
Matakuliah Keterampilan Menulis
PDGK 4305/2 SKS
Semester 6
Modul 1, 2
Tugas Tutorial Semester 9
TUGAS
TUTORIAL 1
Mata
Kuliah
|
:
|
Materi
dan Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar / PDGK 4504
|
Semester
|
:
|
IX
(sembilan)
|
S
K S
|
:
|
3
(tiga)
|
Nama
Tutor
|
:
|
Dra.
Sri Yuliyarti
|
Eksplorasi,Elaborasi, dan Konfirmasi
Lampiran Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41
Tahun 2007 Tanggal 23 November 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah
III. PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN
B. Pelaksanaan
Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan
implementasi dari RPP. Pelaksanaan
pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Senin, 21 Mei 2012
Gurindam karya siswa
Percakapan Guru –Siswa
Maaf Bu, saya terlambat lagi
Sudah buru-buru tetap saja begini
Agar
kamu tidak terlambat
Persiapkan
segalanya dengan cermat
Nasihat untuk Anakku
Nasihat untuk Anakku
- Salahkah?
Orang tua kerap menasihati
anak-anaknya terutama yang masih kecil,”Jangan nakal, ya”. Bahkan orang tua
yang lebih ekstrem mengatakan, “ Kamu tidak boleh nakal. Kalau temanmu nakal,
kamu tidak boleh membalas”. Kalimat-kalimat bijak seperti itu muncul karena
orang tua mengharapkan putra-putrinya menjadi anak yang santun, penuh kasih
sayang, dan berkepribadian baik. Selalu tepatkah nasihat seperti itu?
Kata-Kata Bijak Mario Teguh
KATA-KATA BIJAK MARIO TEGUH
Kita menilai diri dari apa yang kita pikir
bisa kita lakukan, padahal orang lain menilai kita dari apa yang sudah kita
lakukan. Untuk itu apabila anda berpikir bisa, segeralah lakukan
Bukan pertumbuhan yang lambat yang harus anda takuti. Akan
tetapi anda harus lebih takut untuk tidak tumbuh sama sekali. Maka tumbuhkanlah
diri anda dengan kecepatan apapun itu.
Pembahasan Soal UN 2012 Mapel Bahasa Indonesia SMA
Cermati kutipan berikut untuk menjawab soal nomor 1 s.d. 3!
(1) Dalam upaya pencegahan pencemaran udara, hutan mampu
menangkal polutan gas ataupun butiran
padat. (2) Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume udara yang mengandung
polusi gas zon sebesar 150 ppm gas ternyata 99% terserap oleh tegukan hutan
dalam waktu delapan jam. (3) Komplek industri
yang mengeluarkan polutan belerang dioksida di Uni Rusia ternyata
berkurang dengan adanya jalur vegetasi kayu selebar 500 m yang mengelilingi
kawasan industri tersebut. (4) Tumbuhan berkayu ataupun pohon memang
diandalkan dalam penyelamatan keadaan lingkungan seperti tanah, air, dan
udara walaupun peran pohon tersebut sebatas pada lingkungan, yang belum akut.
(5) Pohon memang tidak akan mampu menetralisasi polusi, terutama pada kawasan
industri besar.
|
Minggu, 20 Mei 2012
SKL DAN INDIKATOR SOAL TRY OUT
SKL DAN INDIKATOR SOAL
TRY OUT UN BAHASA INDONESIA 2012
KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BAHASA INDONESIA
KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH
MATA
PELAJARAN BAHASA INDONESIA
SMA NEGERI 3
PURWOKERTO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Rabu, 09 Mei 2012
TUGAS MANDIRI TERSTRUKTUR
TUGAS
MANDIRI TERSTRUKTUR (TMT)
DAN TUGAS MANDIRI TIDAK TERSTRUKTUR(TMTT)
Hari masih pagi. Bel istirahat pertama baru dibunyikan.
Seorang teman tiba-tiba menyentuh lenganku. “Bu, aku mau curhat” katanya lirih
tapi sangat serius. Ekspresinya mengisyaratkan kalau ia tidak menginginkan
orang lain mendengar. Tak kalah serius aku cepat menoleh ke arahnya.
Kudengarkan curahan hatinya per kata tanpa sebuah pun terlewat. Ternyata ia sedang bimbang. Terlihat di
mejanya empat tumpukan buku tugas murid-muridnya. Masih ada empat dari enam
kelas X yang tugas-tugasnya belum dikoreksi. “Salahkah jika saya hanya
menandatangani tugas-tugas ini lalu saya masukkan ke daftar nilai tanpa saya
baca satu-satu dengan teliti?” akhirnya ia berterus terang.
Senin, 07 Mei 2012
MODEL PEMBELAJARAN
SNOWBALL THROWING DAN
MENULIS PUISI
Standar Kompetensi
4. Mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan, berbagai
bentuk tulisan sastra melalui menulis puisi, cerpen, dan resensi buku kumpulan
cerpen
Kompetensi Dasar
4.2 Menulis puisi
Kegiatan Inti Pembelajaran
1.
Kelas dibagi dalam kelompok-kelompok @ lima
orang
2.
Guru memanggil masing-masing ketua kelompok
untuk diberi penjelasan tentang materi
menulis pantun
3.
Masing-masing ketua kelompok kembali ke
kelompoknya, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan guru kepada anggota
kelompok
4.
Masing-masing siswa diberi satu lembar kertas
kerja untuk menulis dua larik isi pantun selama 5 menit
5.
Kertas kerja tersebut dibuat seperti bola dan
dilempar dari satu siswa ke siswa lain
selama 5 hitungan.
6.
Masing-masing siswa memperoleh kertas kerja
buatan teman
7.
Masing-masing siswa melengkapi pantun dengan
cara menulis sampiran yang sesuai dengan isi pantun, kemudian menulis maksud
atau isi pantun dalam satu atau dua
kalimat di lembar yang sama selama 10 menit
8.
Siswa yang menyelesaikan tugasnya sebelum batas
waktu diberi poin
9.
Masing-masing siswa membacakan kertas kerja yang
baru saja dilengkapi sambil menginformasikan nama siswa penulis dua larik isi
pantun yang dipegangnya
10.
Langkah nomor 4 sampai dengan nomor 9 dapat
diulang sekali lagi, diusahakan setiap siswa mengisi kertas kerja dari teman
yang berbeda dengan putaran sebelumnya
11.
Guru memberikan simpulan dan mengevaluasi
MODEL PEMBELAJARAN
MAKE A MATCH DAN MEMBACA BERBAGAI
POLA PARAGRAF
Standar Kompetensi
11. Memahami ragam wacana tulis melalui
kegiatan membaca cepat dan membaca intensif
Kompetensi Dasar
11.2 Menentukan
kalimat kesimpulan (ide pokok) dari berbagai pola paragraf induksi, deduksi dengan membaca intensif
Catatan:
1. Model ini tepat diterapkan untuk sesi review. Artinya,
siswa telah menguasai atau memahami esensi materi baik melalui pembelajaran
bersama guru ataupun belajar sendiri
2. Kartu soal dan kartu jawaban yang harus dipersiapkan guru
sebelum pembelajaran dimulai
a. Kartu-kartu soal yang dipersiapkan guru antara lain
berisi
1) satu
contoh paragraf deduktif dan sebuah soal yang menanyakan
pikiran utama/ide pokok
sebuah paragraf induktif,
2) satu
contoh paragraf induktif dan sebuah soal yang menanyakan
pikiran utama/ide pokok sebuah paragraf
deduktif,
3) sebuah
paragraf generalisasi yang dirumpangkan kalimat simpulannya dan sebuah soal
yang menanyakan kalimat simpulan yang tepat untuk mengakhiri paragraf tersebut
4) sebuah
paragraf analogi yang dirumpangkan kalimat simpulannya dan sebuah soal yang
menanyakan kalimat simpulan yang tepat untuk mengakhiri paragraf tersebut
5) sebuah
paragraf sebab akibat yang dirumpangkan kalimat simpulannya dan sebuah soal
yang menanyakan kalimat simpulan yang tepat untuk mengakhiri paragraf tersebut
6) soal
yang menanyakan sebuah contoh paragraf generalisasi
7) soal
yang menanyakan sebuah contoh paragraf analogi
8) soal
yang menanyakan sebuah contoh paragraf sebab akibat
9) soal
yang menanyakan ciri-ciri sebuah paragraf generalisasi
10) soal
yang menanyakan ciri-ciri sebuah paragraf analogi
11) soal
yang menanyakan ciri-ciri sebuah paragraf sebab akibat
b. Kartu-kartu jawaban yang dipersiapkan guru berisi sebuah
jawaban dari semua soal yang tertulis pada kartu soal. Sesuai dengan pertanyaan
pada kartu soal di atas, maka kartu jawaban berisi
1) Sebuah
pikiran utama/ide pokok paragraf deduktif yang terdapat pada kartu soal 1
2) Sebuah
pikiran utama/ide pokok paragraf induktif yang terdapat pada kartu soal 2
3) Sebuah
kalimat simpulan generalisasi sesuai paragraf pada kartu soal 3
4) Sebuah
kalimat simpulan analogi sesuai paragraf pada kartu soal 4
5) Sebuah
kalimat simpulan sebab akibat sesuai paragraf pada kartu soal 5
6) Contoh
paragraf generalisasi
7) Contoh
paragraf analogi
8) Contoh
paragraf sebab akibat
9) Ciri-ciri
paragraf generalisasi
10) Ciri-ciri
paragraf analogi
11) Ciri-ciri
paragraf sebab akibat
3. Apabila jumlah kartu soal dan kartu
jawaban belum sejumlah siswa, guru bisa memperbanyak kartu soal dan kartu
jawaban nomor 3 sampai dengan 8.
Kegiatan
Inti Pembelajaran
- 1. Setiap siswa mendapat sebuah kartu
- 2. Setiap siswa memikirkan soal atau jawaban dari kartu yang dipegang
- 3. Setiap siswa mencari pasangan pemegang kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
- 4. Setiap pasangan yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
- 5. Setelah satu babak selesai, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dengan sebelumnya
- 6. Demikian seterusnya
- 7. Guru memberi komentar dan masukan berdasarkan masalah yang muncul atau menjawab pertanyaan yang muncul setelah beberapa babak berakhir
- 8. Guru membuat simpulan dan mengumumkan pasangan-pasangan tercepat
KESULITAN PELAJARAN DAN DERAJAT RISIKO PRIBADI
Dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia SMA sering kita jumpai siswa tidak mau maju ke depan kelas untuk mengungkapkan kembali isi cerita atau tulisan yang baru dibaca, tidak bisa menjawab pertanyaan guru secara lisan, dan tidak mau mengucapkan kalimat, paragraf, atau wacana yang sudah disusun. Masalah-masalah itu muncul disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu penyebab adalah faktor tingkat kesulitan pelajaran dan risiko besar yang harus dihadapi siswa.
Guru sebagai pendidik maupun pengajar tahu bahwa materi atau konsep yang memiliki kompleksitas tinggi akan membuat siswa mengalami kesulitan untuk memahami. Kesulitan pada materi pelajaran dapat menyebabkan siswa menahan diri atau menyebabkan belajar jadi mandek. Kemandekan menjadi semakin parah jika digabungkan dengan risiko besar yang harus dihadapi siswa. Apabila hal ini dibiarkan tentu tidak hanya kegiatan pembelajaran menjadi tidak menyenangkan, siswa pun sulit untuk menguasai kompetensi yang dipelajari.
Bagi sebagian siswa, berdiri di depan kelas atau ditunjuk untuk berbicara atau menjawab pertanyaan merupakan suatu risiko pribadi yang besar dan pengalaman yang sulit. Jika guru menggabungkan risiko besar dengan kewajiban menguasai pelajaran yang sulit, maka siswa tidak akan punya kesempatan untuk meraih sukses. Tanpa kita sadari, siswa dihadapkan pada dua masalah: pelajaran sulit + risiko besar.
Dalam pembelajaran menganalisis cerpen, kelas baru saja membaca sebuah cerpen yang tidak mudah untuk dimengerti. Kemudian, lima detik selanjutnya, guru bertanya dengan suara melengking, “ Fauzi, apa tema cerpen yang tadi kamu baca?” Fauzi langsung dihadapkan pada pelajaran yang sulit dan risiko yang besar untuk menjawab. Hal ini terjadi juga ketika Rizki disuruh menceritakan isi atau maksud puisi Sutardji Calzoum Bachri di depan kelas beberapa detik setelah siswa lain menyuarakan. Akibatnya, Fauzi tidak bisa menjawab dan Rizki pun enggan melangkah ke depan kelas. Siswa-siswa pun tidak serta merta mau membaca kalimat, paragraf, atau wacana yang sudah dibuatnya jika guru kurang tepat dalam menunjuk atau menyuruh siswa.
Kasus yang pertama tidak akan terjadi apabila guru menanyakan tema cerpen secara klasikal terlebih dahulu, kepada kelompok-kelompok kecil, baru perseorangan. Begitu pun untuk kasus kedua, pembelajaran akan lebih berhasil apabila guru menyuruh kelas menceritakan isi puisi secara bersama-sama, seorang siswa menceritakan isi puisi dalam kelompok-kelompok kecil, baru perseorangan. Kasus ketiga bisa diatasi dengan guru menyuruh semua siswa membaca kalimat, paragraf, atau wacana utuh. Biarlah kelas menjadi seramai pasar. Guru bisa juga menyuruh setiap anggota untuk membacakan kalimat, paragraf, atau wacana utuh dalam kelompok, baru perseorangan.
Dengan cara ini siswa mendapatkan informasi atau jawaban dalam bentuk atau cara yang lebih mudah sambil mengambil risiko paling kecil dalam kelompok besar. Kemudian, ketika memindahkan ke kelompok kecil, risiko pribadi, sekalipun menjadi lebih besar karena mereka diperhitungkan satu-satu, tidak terlalu menekan karena mereka mulai mengenal isi pelajaran, mulai memahami konsep-konsep sulit. Akhirnya, pada saat mereka tampil sendiri-sendiri, mereka masih mengambil risiko besar, tetapi mereka dapat mengatasinya karena merasa percaya diri dan sudah menguasai pelajaran.
Langganan:
Postingan (Atom)