PEMBELAJARAN TERPADU
A. Pengertian
Pembelajaran Terpadu
Beberapa pengertian dari
pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh beberapa orang pakar pembelajaran
terpadu diantaranya :
1) Menurut Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga kemungkinan
variasi pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan
dalam suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated
curriculum), hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu
(integrated learning). Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan
berbagai materi mata pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu
keseluruhan yang bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah
ketat atau boleh dikatakan tidak ada. Hari terpadu berupa perancangan kegiatan
siswa dari sesuatu kelas pada hari tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan
berbagai kegiatan sesuai dengan minat mereka. Sementara itu, pembelajaran
terpadu menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih
terstruktur yang bertolak pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu
sebagai titik pusatnya (center core / center of interest);
2) Menurut Prabowo (2000 : 2), pembelajaran terpadu adalah suatu proses
pembelajaran dengan melibatkan / mengkaitkan berbagai bidang studi. Dan ada dua
pengertian yang perlu dikemukakan untuk menghilangkan kerancuan dari pengertian
pembelajaran terpadu di atas, yaitu konsep pembelajaran terpadu dan IPA
terpadu.
Menurut Prabowo (2000:2),
pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang melibatkan
beberapa bidang studi. Pendekatan belajar mengajar seperti ini diharapkan akan
dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak didik kita. Arti bermakna
disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak akan memperoleh
pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman
langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Pembelajaran terpadu merupakan
pendekatan belajar mengajar yang memperhatikan dan menyesuaikan dengan tingkat
perkembangan anak didik (Developmentally Appropriate Practical). Pendekatan
yang berangkat dari teori pembelajaran yang menolak drill-system sebagai dasar
pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak.
Langkah awal dalam melaksanakan
pembelajaran terpadu adalah pemilihan/ pengembangan topik atau tema. Dalam
langkah awal ini guru mengajak anak didiknya untuk bersama-sama memilih dan
mengembangkan topik atau tema tersebut. Dengan demikian anak didik terlibat
aktif dalam proses pembelajaran dan pembuatan keputusan.
Pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan terpadu ini diharapkan akan dapat memperbaiki kualitas pendidikan
dasar, terutama untuk mencegah gejala penjejalan kurikulum dalam proses
pembelajaran di sekolah. Dampak negatif dari penjejalan kurikulum akan
berakibat buruk terhadap perkembangan anak. Hal tersebut terlihat dengan
dituntutnya anak untuk mengerjakan berbagai tugas yang melebihi kapasitas dan
kebutuhan mereka. Mereka kurang mendapat kesempatan untuk belajar, untuk
membaca dan sebagainya. Disamping itu mereka akan kehilangan pengalaman
pembelajaran alamiah langsung, pengalaman sensorik dari dunia mereka yang akan
membentuk dasar kemampuan pembelajaran abstrak (Prabowo, 2000:3).
B.
Prinsip-prinsip Pembelajaran Terpadu
Berikut ini dikemukakan pula
prinsip-prinsip dalam pembelajaran terpadu yaitu meliputi : 1) prinsip
penggalian tema, 2) prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu, 3) prinsip
evaluasi dan 4) prinsip reaksi.
- Prinsip penggalian tema antara lain : a). Tema
hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan memadukan
banyak bidang studi, b). Tema harus bermakna artinya bahwa tema yang
dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar
selanjutnya c). Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan
psikologis anak. d). Tema yang dikembangkan harus mampu mewadahi sebagian
besar minat anak, e). Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan
penstiwa-peristiwa otentik yang terjadi dalam rentang waktu belajar, f)
Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku, serta
harapan dari masyarakat, g). Tema yang dipilih hendaknya juga
mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
- Prinsip pelaksanaan terpadu di antaranya : a) guru
hendaknya jangan menjadi “single actor “ yang mendominasi pembicaraan
dalam proses belajar mengajar, b) pemberian tanggung jawab individu dan
kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya
kerjasarna kelompok, c) guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang
sama sekali tidak terpikirkan dalam poses perencanaan.
- Prinsip evaluatif adalah : a). memberi kesempatan
kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk evaluasi
lainnya, b) guru perlu mengajak siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar
yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan
yang telah disepakati dalam kontrak.
- Prinsip reaksi, dampak pengiring (nuturan efek) yang
penting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam
kegiatan belajar mengajar. Karena itu, guru dituntut agar mampu
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas
tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap reaksi siswa
dalam semua “event “ yang tidak diarahkan ke aspek yang sempit tetapi ke
suatu kesatuan utuh dan bermakna.
Waktu pembelajaran terpadu bisa bermacam-macam yaitu : a) pembelajaran
terpadu yang dilaksanakan pada waktu tertentu, yaitu apabila materi yang
dijalankan cocok sekali diajarkan secara terpadu; b) Pembelajaran terpadu
bersifat temporer, tanpa kepastian waktu dan bersifat situasional, dimana
pelaksanaannya tidak mengikuti jadwal yang teratur, pelaksanaan
pembalajaran terpadu secara spontan memiliki karakteristik dengan kegiatan
belajar sesuai kurikulum yang isinya masih terkotak-kotak berdasarkan mata
pelajaran. Walaupun demikian guru tetap harus merencanakan keterkaitan
konseptual atau antar pelajaran, dan model jaring laba-laba memungkinkan
dilaksanakan dengan pembelajaran terpadu secara spontan (tim pengembang
PGSD, 1996); c) Ada pula yang melaksanakan pembelajaran terpadu secara
periodik, misalnya setiap akhir minggu, atau akhir catur wulan.
Waktu-waktunya telah dirancang secara pasti; d) Ada pula yang melaksanakan
pembelajaran terpadu sehari penuh. Selama satu hari tidak ada pembelajaran
yang lain, yang ada siswa belajar dengan yang diinginkan. Siswa sibuk
dengan urusannya masing-masing.
Pembelajaran ini dikenal dengan
istilah “integrated day “ atau hari terpadu. Diawali dengan kegiatan
pengelolaan kelas yang meliputi penyiapan aspek-aspek kegiatan belajar,
alat-alat, media dan peralatan lainnya yang dapat menunjang terlaksananya
pembelajaran terpadu. Dalam tahap perencanaan guru memberikan arahan kepada
murid tentang kegiatan yang akan dilaksanakan, cara pelaksanaan kegiatan, dan cara
siswa memperoleh bantuan guru.
Implikasi dari pembelajaran terpadu,
bentuk hari terpadu, guru harus menentukan waktu maupun jumlah hari untuk
pelaksanaan kegiatan tersebut dan dapat diisi dengan kegiatan pembelajaran
terpadu model jaring laba-laba; (4) Pembelajaran terpadu yang terbentuk dari
tema sentral.
Implementasinya menuntut
dilakukannya pengorganisasian kegiatan yang telah terstruktur. Pengorganisasian
pada awal kegiatan mencakup penentuan tema dengan mempertimbangkan alat, bahan,
dan sumber yang tersedia, jenis kegiatan serta cara guru membantu siswa. Untuk
pelaksanaanya guru bekerjasama dengan guru kelas lainnya dalam merancang
kegiatan belajar mengajar dengan memilih tema sentral transportasi dalam
kehidupan.
C. Ciri-ciri
Pembelajaran Terpadu
Hilda Karli dan Margaretha (2002:15)
mengemukakan beberapa ciri pembelajaran terpadu, yaitu sebagai berikut:
- Holistik, suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian
dalam pembelajaran terpadu dikaji dari beberapa bidang studi sekaligus
untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi.
- Bermakna, keterkaitan antara konsep-konsep lain akan
menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari dan diharapkan anak mampu
menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah nyata di
dalam kehidupannya.
- Aktif, pembelajaran terpadu dikembangkan melalui
pendekatan diskoveri-inquiri. Peserta didik terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran yang secara tidak langsung dapat memotivasi anak untuk
belajar.
Sejalan dengan itu, Tim Pengembang
PGSD (1977:7) mengemukakan bahwa pembelajaran terpadu memiliki ciri-ciri
berikut ini.
- Berpusat pada anak
- Memberikan pengalaman langsung pada anak
- Pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas
- Memyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam
suatu proses pembelajaran.
- Bersikap luwes
- Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat
dan kebutuhan anak
Dikutip dari makalah "Pembelajaran Terpadu" (meilanikasim.wordpress.com)
0 komentar:
Posting Komentar