Senin, 28 Mei 2012
Paragraf Induktif Analogi
CONTOH-CONTOH PARAGRAF INDUKTIF ANALOGI
1. Sebuah tiang yang terbuat dari bahan yang bermutu dan
berkualitas baik tidak mudah digoyahkan apalagi untuk dirobohkan. Siapa pun
yang ingin merusak dan menghancurkan tiang tersebut akan sia-sia saja karena kekuatan
yang dimilikinya berbeda dengan tiang yang dibuat dari bahan bermutu dan
berkualitas rendah.
Tiang yang bermutu rendah akan mudah dirobohkan atau
dihancurkan. Begitu pula dengan keimanan yang dimiliki seseorang. Seorang yang
beriman dengan dasar keagamaan yang kuat tidak akan mudah digoyahkan oleh
godaan dan pengaruh-pengaruh yang akan merusak keimanannya. Dengan demikian,
keteguhan iman seseorang dapat diibaratkan dengan kekokohan tiang yang
berkualitas baik.
2.
Sifat
manusia ibarat padi. Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan
kekayaan seharusnya sifatnya seperti padi, menjadi rendah hati. Seperti padi yang berisi, tangkainya akan merunduk. Sebaliknya,jika tidak berilmu, ia
akan sombong, menegakkan kepalanya. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak.
Demikianlah manusia yang tidak berilmu . Jadi, kita sebagai manusia apabila
diberi kepandaian hendaknya meniru sifat padi yang berisi.
3.
Perawatan
tanaman dilakukan dengan saksama, yaitu diberi pupuk, disirami, dan disiangi
rumput yang mengganggunya. sehingga tanaman tumbuh subur dan berkualitas baik.
Jika berbuah dapat dinikmati dengan rasa puas. Begitu pula manusia. Sejak bayi,
sang ibu memperhatikan gizi, memberi kasih sayang dan pendidikan yang
layak,serta menghindari hal-hal negatif. Kelak si anak menjadi orang yang
berguna dan keberadaannya dibutuhkan orang.Jadi, merawat dan membesarkan anak
hingga menjadi orang yang berguna seperti merawat tanaman untuk memperoleh kualitas
yang baik.
4.
Apabila
kita ingin pergi ke lantai kedua kita pasti harus mendaki tangga untuk
mencapainya. Ketika menaiki tangga tersebut, kita harus melangkahkan kaki satu
per satu pada anak tangga itu. Kita tidak perlu membuang-buang waktu untuk
mencari jalan pintas agar lebih cepat sampai di lantai kedua. Jika kita terlalu
sibuk mencari jalan pintas, justru kita akan lebih lama sampai di lantai kedua.
Begitu juga dengan kesuksesan. Manusia harus melalui tahapan demi tahapan untuk
mencapai suatu kesuksesan. Manusia harus sabar menapaki satu per satu rintangan yang ada di depannya. Manusia tidak
perlu sibuk mencari jalan pintas untuk mncapai kesuksesannya. Terlalu sibuk
mencari jalan pintas akan menyita waktu yang diperlukan untuk mencapai
kesuksesan itu. Manusia harus berani menghadapi rintangan jika ingin mencapai
kesuksesan seperti seseorang yang harus menaiki tangga untuk sampai di lantai
kedua.
5.
Seseorang
yang belajar sama halnya dengan mengasah pisau yang tumpul. Pisau yang tumpul
apabila diasah sedikit demi sedikit berangsur tajam. Demikian halnya belajar,
apabila rajin mengulang dan penuh ketekunan, kita akan menguasai materi yang
kita pelajari. Jadi, belajar sama halnya dengan mengasah pisau tumpul.
6.
Nakhoda
kapal harus mampu menjadi pemimpin yang baik. Ia harus bijaksana dalam
mengambil keputusan. Ia memiliki tanggung jawab terhadap semua penumpang. Sama
halnya dengan kepala rumah tangga. Kepala rumah tangga harus bijaksana dalam bertindak. Ia memiliki tanggung jawab
terhadap seluruh anggota keluarga. Demikianlah kesamaan nakhoda kapal dan
kepala rumah tangga yang bertanggung
jawab terhadap anggota yang dipimpin.
7.
Sebuah
pedati berjalan menuju suatu tempat, rodanya akan berputar sesuai arah
tersebut. Rodanya akan menempuh jalan yang keadaannya beragam. Ada jalan yang
lurus mulus, ada yang berbelok-belok, berlobang-lobang. Ada yang becek, penuh
batu kerikil. Bila melewati jalan yang kondisinya bagus, pedati akan melaju
tenang. Akan tetapi bila menempuh jalan yang kondisinya buruk tentu memerlukan
kehati-hatian agar jalan pedati tidak oleng dan jangan sampai celaka dan
kondisi roda haruslah kuat pula supaya tidak patah sebelum sampai di tujuan
dengan selamat. Begitu pula kehidupan yang dilalui oleh manusia. Adakalanya
lancar berhasil ada pula yang sulit penuh cobaan dan masalah yang memerlukan
kesabaran dan kekuatan hati.Apakah seseorang akan berputus asa?Sangat
bergantung pada kekuatan dan ketegaran hatinya. Jadi kehidupan manusia itu ibarat
perputaran roda pedati menuju suatu tempat dengan beragam kondisi jalan yang
ditempuhnya.
8.
Untuk mencapai tujuan seseorang dalam kehidupannya dapat
disamakan dengan mendaki gunung sampai ke puncak, memerlukan kerja keras dan
semangat yang tinggi.Banyak rintangan dan masalah yang kita hadapi dalam
kehidupannya. Demikian juga ketika mendaki gunung, kita harus melintasi jalan
yang licin, melalui semak-semak, dan akar-akar pohon yang mengganggu perjalanan
kita, udara yang dingin, atau kita akan bertemu dengan binatang buas sebelum
mencapai puncak gunung. Jadi, mencapai puncak gunung sama sulitnya dengan ketika
seseorang ingin sukses dalam kehidupannya, harus melalui cobaan dan ujian yang berat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Great Job KK! nicely done. Keep up the good work! :)
BalasHapus